Selasa, 08 Maret 2016

Kisah Anak SMK Multimedia yang Belajar Psikologi di Unpad

Mengawali cerita ini dengan untaian kenangan manis semasa masih mengenakan putih abu, ah rasanya rindu sekali.
Flashback ke jaman-jaman penerimaan mahasiswa baru difakultasku (read: ospek) sudah pasti agenda yang paling sering dilakukan adalah perkenalan diri, tentu untuk membantu bersosialisasi dengan teman-teman baru dan semua civitas kampus. Format perkenalannya pasti nama, asal sekolah dan NPM (Nomor Pokok Mahasiswa), yeah saat itu dari 146 mahasiswa Fakultas Psikologi Unpad yang baru diterima, hanya ada 3 orang yang backround pendidikannya dari SMK, dan aku adalah salah satu dari 3 manusia langka itu. “Hallo teman-teman, nama saya Rina Parliya, asal sekolah SMK Negeri 1 Banjar jurusan Multimedia, NPM 140076” saat kalimat itu meluncur dari mulutku didepan seluruh rekan-rekan saat sesi perkenalan, sontak ada berbagai ekspresi yang ditunjukan audiens, ada yang bisik-bisik entah apa pula yang mereka bisikkan dan kebanyakan terlihat keheranan, finally aku hanya bisa tersenyum keki sendiri. That’s my unforgottable moments!

Almamaterku sekarang, Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran 
Fapsi (Fakultas Psikologi) Unpad memang fakultas yang termasuk pada ranah Sains, sehingga mahasiswa yang masuk didalamnya merupakan siswa SMA jurusan IPA mayoritasnya. Hanya segelintir saja yang berasal dari selain itu, dan aku menjadi salah satu dari segelintir mahasiswa yang diterima namun tidak berasal dari jurusan IPA dan jelas bukan lulusan SMA. Saat pertama belajar, agak kaget juga, ternyata pelajaran dasarnya adalah biologi, mata pelajaran yang tak kujumpai selama belajar Multimedia di SMK. Kemudian apa, hahaha semua buku pelajarannya dalam bahasa inggris dan tebalnya rata-rata 500an halaman. Syok! Iyalah syok! Meski kemampuan bahasa Inggrisku lumayan (yeah tak terlalu katrok lah alhamdulillah).

 Empat Semester kini terlewati dengan semua usaha adaptasi mati-matian alhamdulillah.  Adaptasi ya, sesuatu yang gampang-gampang susah. Pertama harus jauh dari rumah, hidup sebagai perantau. Kedua, Banjar itu masih asri, tak ada kemacetan, polusinya lebih rendah, kriminalitas tidak terlalu tinggi, belum terlalu padat penduduk, harga-harga bahan pokok masih terjangkau, dan karakteristik penduduknya yang lebih ramah dan bersahaja. Jatinangor-Bandung, yah kota ini macet, padat, berdebu, biaya hidup mahal, kriminalitas tinggi, penduduknya yang heterogen dan urbanism membuat interaksi hanya seperlunya dan sangat individualis.

Menyoal Adaptasi seorang alumni SMK Multimedia di Fapsi Unpad, Psikologi sungguh jauh berbeda dari Multimedia. Jauh jauh jauh sekali. Anak tekhnik informatika yang kemudian belajar ilmu tentang perilaku manusia dan proses-proses mental, sama saja seperti seorang sopir taksi yang kini diharuskan menjadi masinis kereta api. Berbeda haluan dan berbeda jalan. Awalnya pekerjaan sehari-hari adalah bercumbu bersama komputer, bongkar pasang komponen komputer, mengedit gambar, suara, video, animasi, membuat desain, mengelola halaman web, fotografi, sinematografi, dan lain sebagainya. Sekarang pekerjaan sehari-hari berkutat dengan buku-buku teks Psikologi berbahasa inggris yang tebalnya ratusan halaman, jurnal penelitian, presentasi, penelitian, makalah, wawancara, dan semacamnya. Awalnya rekan terbaik didepan layar laptop adalah adalah Adobe Photoshop, Flash, Premiere, After Effect, Dreamweaver, Autocad, Audition, Corel, Ulead, dan sejenisnya. Sekarang ketikan makalah, jurnal, membuat presentasi, mengolah data statistika di SPSS.

Ceritanya tadi siang selepas mata kuliah Psikometri, ada seorang teman kuliah yang meminta bantuan untuk mengecek laptopnya yang agak bermasalah. Yah, aplikasi Adobe Photoshop yang barusaja ia install ternyata tidak bekerja, saat shortcutnya diklik, ternyata aplikasinya tidak kunjung nge-run. Selidik punya selidik ternyata aplikasi tersebut belum terinstall dengan benar dilaptopnya, karena nampaknya temanku yang satu masih begitu awam dengan urusan perkomputeran. Akhirnya aku menginstall kembali aplikasi tersebut dan yippi, alhamdulillah aplikasinya bisa berfungsi sebagaimana mestinya.

Almamaterku semasa putih abu, SMK Negeri 1 Banjar
Di lain kesempatan, pernah disuruh menginstall ulang sistem operasi pada laptop salah seorang teman yang terinfeksi virus sehingga OS-nya menjadi disfungsi. Pada lain kesempatan pernah juga dimintai tolong seorang teman yang laptopnya tidak dapat menangkap sinyal wifi. Paling sering pernah disuruh mengedit video dan slide presentasi oleh teman-teman sekelompok dalam suatu tugas kelompok salah satu mata kuliah. Lalu ketika bergabung dalam berbagai organisasi sering juga menjadi orang yang ditunjuk untuk membantu staff pubdok untuk mendesain sertfikat, baliho, poster ataupun video persembahan. Yang paling parah adalah ketika aku diminta seorang kakak tingkat untuk membantunya mengatasi masalah komputernya yang tak mau menyala jika dinyalakan kemudian membantu membenarkan acces point wifinya yang rusak. Ya Allah... aku sudah dianggap sebagai tekhnisi komputer yang seakan serba bisa, hanya karena titelku sebagai lulusan SMK Teknik Informatika.

Benar memang bahwa Ilmu itu tidak ada yang mubazir, semua yang aku pelajari selama di SMK benar-benar aku rasakan manfaatnya sekalipun bidang keilmuan yang aku dalami sekarang tidak sejalur dengan basic ilmuku di SMK. Multimedia dan Psikologi jelas tidak ada kaitannya, namun ilmu multimedia dapat diaplikasikan untuk mempermudah pembelajaranku di Psikologi. Sangat membantu bahkan! Teringat kata-kata Kajur dan guruku dulu “Sekarang mungkin kalian hanya belajar Multimedia, lulus sebagai alumni SMK jurusan TI, tapi kalian harus faham bahwa orang-orang diluar sana tidak mau tahu kalian belajar apa saja di MM, yang mereka tahu bahwa kalian adalah lulusan sekolah komputer! Apa saja tentang komputer kalian akan dianggap paling faham! Mau itu diperakitan hardware, sofware, pemrograman, jaringan, dan semua yang berhubungan dengan komputer! Orang tidak mau tahu kalian harus bisa faham itu semua!”

Kata-kata itu seperti ramalan yang terbukti sekarang! Memang benar setelah lulus dan bahkan setelah sekarang dua tahun di Fapsi, teman-teman yang tahu aku dari jurusan Multimedia menganggap bahwa aku adalah ahli komputer, yang padahal di Multimedia banyak juga hal mengenai komputer yang tak dipelajari secara mendalam, tapi mau tidak mau harus bisa, kalo tidak orang akan beranggapan bahwa ternyata alumni Multimedia itu tidak kompeten. Ah rindu rasanya masa-masa bisa berdiskusi bebas dengan guru dan teman, rindu rasanya mengolah kreativitas pada kanvas adobe, rindu rasanya ketika menjadi aktor dadakan & kru film saat harus syuting demi memenuhi tugas sinematografi, rindu rasanya saat membongkar CPU praktek dan menyebutkan komponenya satu persatu, rindu rasanya ketika harus berusan dengan script animasi, ah aku rindu ketika masih boleh salah dan mendapat pengajaran dari guru-guru.

Ya, aku sekarang belajar Psikologi dan aku bangga menjadi alumni SMK! Aku bangga menjadi lulusan Multimedia!

Eits, ada kelanjutannya, mampir ya kesini: Kisah Anak Multimedia yang Masuk Fakultas Psikologi Unpad Part 2


8 komentar:

  1. Kak masuk fapsi lewat jalur apa?
    Prosesnya gimana??

    BalasHapus
  2. Kak masuk fapsi lewat jalur apa?
    Prosesnya gimana??

    BalasHapus
    Balasan
    1. SNMPTN jalur undangan Dek ๐Ÿ˜‚ maaf br smpt cek komennya, semangat selalu!

      Hapus
  3. Ah terima kasih atas ceritanya ๐Ÿ˜† saya anak SMK, kelas 12 jurusan Multimedia juga. Dan ingin melanjutkan kuliah mengambil jurusan Psikologi. Setelah membaca cerita kakak, rasanya semangat kembali ๐Ÿ˜Š

    BalasHapus
  4. mbak..nanya donk..alasan ambil jurusan psikologi knapa? kan SMK multimedia..kenapa tidak kuliah Teknik informatika atau design grafis?

    BalasHapus
  5. Kak mau tanya proses keterima fapsi gimana?

    BalasHapus