Mengawali cerita ini dengan
untaian kenangan manis semasa masih mengenakan putih abu, ah rasanya rindu
sekali.
Flashback ke jaman-jaman
penerimaan mahasiswa baru difakultasku (read: ospek) sudah pasti agenda yang
paling sering dilakukan adalah perkenalan diri, tentu untuk membantu
bersosialisasi dengan teman-teman baru dan semua civitas kampus. Format perkenalannya
pasti nama, asal sekolah dan NPM (Nomor Pokok Mahasiswa), yeah saat itu dari
146 mahasiswa Fakultas Psikologi Unpad yang baru diterima, hanya ada 3 orang
yang backround pendidikannya dari
SMK, dan aku adalah salah satu dari 3 manusia langka itu. “Hallo teman-teman, nama saya Rina Parliya, asal sekolah SMK Negeri 1
Banjar jurusan Multimedia, NPM 140076” saat kalimat itu meluncur dari mulutku didepan seluruh
rekan-rekan saat sesi perkenalan, sontak ada berbagai ekspresi yang ditunjukan
audiens, ada yang bisik-bisik entah apa pula yang mereka bisikkan dan
kebanyakan terlihat keheranan, finally
aku hanya bisa tersenyum keki sendiri.
That’s my unforgottable moments!
Almamaterku sekarang, Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran |
Empat Semester kini terlewati dengan semua
usaha adaptasi mati-matian alhamdulillah. Adaptasi ya, sesuatu yang gampang-gampang
susah. Pertama harus jauh dari rumah, hidup sebagai perantau. Kedua, Banjar itu
masih asri, tak ada kemacetan, polusinya lebih rendah, kriminalitas tidak
terlalu tinggi, belum terlalu padat penduduk, harga-harga bahan pokok masih
terjangkau, dan karakteristik penduduknya yang lebih ramah dan bersahaja.
Jatinangor-Bandung, yah kota ini macet, padat, berdebu, biaya hidup mahal, kriminalitas
tinggi, penduduknya yang heterogen dan urbanism membuat interaksi hanya
seperlunya dan sangat individualis.
Menyoal Adaptasi seorang alumni
SMK Multimedia di Fapsi Unpad, Psikologi sungguh jauh berbeda dari Multimedia. Jauh
jauh jauh sekali. Anak tekhnik informatika yang kemudian belajar ilmu tentang
perilaku manusia dan proses-proses mental, sama saja seperti seorang sopir taksi yang
kini diharuskan menjadi masinis kereta api. Berbeda haluan dan berbeda jalan. Awalnya
pekerjaan sehari-hari adalah bercumbu bersama komputer, bongkar pasang komponen
komputer, mengedit gambar, suara, video, animasi, membuat desain, mengelola
halaman web, fotografi, sinematografi, dan lain sebagainya. Sekarang pekerjaan
sehari-hari berkutat dengan buku-buku teks Psikologi berbahasa inggris yang
tebalnya ratusan halaman, jurnal penelitian, presentasi, penelitian, makalah,
wawancara, dan semacamnya. Awalnya rekan terbaik didepan layar laptop adalah
adalah Adobe Photoshop, Flash, Premiere, After Effect, Dreamweaver, Autocad,
Audition, Corel, Ulead, dan sejenisnya. Sekarang ketikan makalah, jurnal,
membuat presentasi, mengolah data statistika di SPSS.
Ceritanya tadi siang selepas mata
kuliah Psikometri, ada seorang teman kuliah yang meminta bantuan untuk mengecek
laptopnya yang agak bermasalah. Yah, aplikasi Adobe Photoshop yang barusaja ia
install ternyata tidak bekerja, saat shortcutnya
diklik, ternyata aplikasinya tidak kunjung nge-run. Selidik punya selidik ternyata aplikasi tersebut belum
terinstall dengan benar dilaptopnya, karena nampaknya temanku yang satu masih
begitu awam dengan urusan perkomputeran. Akhirnya aku menginstall kembali
aplikasi tersebut dan yippi, alhamdulillah aplikasinya bisa berfungsi
sebagaimana mestinya.
Almamaterku semasa putih abu, SMK Negeri 1 Banjar |
Benar memang bahwa Ilmu itu tidak
ada yang mubazir, semua yang aku pelajari selama di SMK benar-benar aku rasakan
manfaatnya sekalipun bidang keilmuan yang aku dalami sekarang tidak sejalur
dengan basic ilmuku di SMK. Multimedia dan Psikologi jelas tidak ada kaitannya,
namun ilmu multimedia dapat diaplikasikan untuk mempermudah pembelajaranku di
Psikologi. Sangat membantu bahkan! Teringat kata-kata Kajur dan guruku dulu “Sekarang
mungkin kalian hanya belajar Multimedia, lulus sebagai alumni SMK jurusan TI,
tapi kalian harus faham bahwa orang-orang diluar sana tidak mau tahu kalian
belajar apa saja di MM, yang mereka tahu bahwa kalian adalah lulusan sekolah
komputer! Apa saja tentang komputer kalian akan dianggap paling faham! Mau itu
diperakitan hardware, sofware, pemrograman, jaringan, dan semua yang
berhubungan dengan komputer! Orang tidak mau tahu kalian harus bisa faham itu
semua!”
Kata-kata itu seperti ramalan
yang terbukti sekarang! Memang benar setelah lulus dan bahkan setelah sekarang
dua tahun di Fapsi, teman-teman yang tahu aku dari jurusan Multimedia
menganggap bahwa aku adalah ahli komputer, yang padahal di Multimedia banyak
juga hal mengenai komputer yang tak dipelajari secara mendalam, tapi mau tidak
mau harus bisa, kalo tidak orang akan beranggapan bahwa ternyata alumni
Multimedia itu tidak kompeten. Ah rindu rasanya masa-masa bisa berdiskusi bebas
dengan guru dan teman, rindu rasanya mengolah kreativitas pada kanvas adobe,
rindu rasanya ketika menjadi aktor dadakan & kru film saat harus syuting
demi memenuhi tugas sinematografi, rindu rasanya saat membongkar CPU praktek
dan menyebutkan komponenya satu persatu, rindu rasanya ketika harus berusan
dengan script animasi, ah aku rindu ketika masih boleh salah dan mendapat
pengajaran dari guru-guru.
Ya, aku sekarang belajar
Psikologi dan aku bangga menjadi alumni SMK! Aku bangga menjadi lulusan
Multimedia!
Eits, ada kelanjutannya, mampir ya kesini: Kisah Anak Multimedia yang Masuk Fakultas Psikologi Unpad Part 2
Kak masuk fapsi lewat jalur apa?
BalasHapusProsesnya gimana??
Kak masuk fapsi lewat jalur apa?
BalasHapusProsesnya gimana??
SNMPTN jalur undangan Dek 😂 maaf br smpt cek komennya, semangat selalu!
HapusAh terima kasih atas ceritanya 😆 saya anak SMK, kelas 12 jurusan Multimedia juga. Dan ingin melanjutkan kuliah mengambil jurusan Psikologi. Setelah membaca cerita kakak, rasanya semangat kembali 😊
BalasHapusSemangat ya Dek, ayooo MM bisa! 😇
HapusBelajar psikologi di sini gratis: Universitas Psikologi. Banyak artikel psikologi. terbaru.
BalasHapusmbak..nanya donk..alasan ambil jurusan psikologi knapa? kan SMK multimedia..kenapa tidak kuliah Teknik informatika atau design grafis?
BalasHapusKak mau tanya proses keterima fapsi gimana?
BalasHapus