Aku dan FKDF
Oleh : Rina Parliya
(190110140076)
Fakultas Psikologi Unpad
Bissmillahirrahmanirrahim, Bissmillahitawakaltu...
‘Terdampar’
di kampus idaman ini selama seratus delapan puluh hari membuatku merasakan
banyak rasa manis, asam, pahit dan asinnya kehidupan baru. Betapa tidak, hidup
jauh dari handai taulan, terpisahkan jarak beratus kilo meter dengan Ummi dan
Abi membuatku harus mandiri, menjadi gadis manis Ummi yang berjuang menggapai
ridha Allah (insya Allah) serta menunaikan kewajiban seorang muslim, yaitu
menuntut ilmu dan mencoba menjadi muslim yang bermanfaat bagi sesama muslim
lainnya. Hanya untaian doa yang menjadi pengikat cinta yang terpisah jarak dan
waktu.
Siang yang
terik, mentari menjilati bumi Jatinangor dengan perkasanya, debu jalanan menari
bersama udara, itulah saat dimana pertama kali Allah mengizinkanku menginjakan
kaki di kampus ini. Bale Aweuhan menyambutku dengan gagahnya, diatas lantainya
yang dingin aku pijakan kakiku dan kupijakan pula kuat-kuat niatanku untuk
berzuhud dijalan ini. Ya, jalan ini, jalan dakwah, jalan perjuanganku, ladang
jihadku, ladang amalku, ladang garapanku untuk menanam berbagai pohon ilmu yang
ingin panen buah manfaatnya.
Berawal
dari masjid inilah aku berniat untuk beristiqamah dijalan dakwah. Ya, aku
memang bukan seorang da’i, bukan pula
seorang murabbiyah, bukan pula mas’ulah ataupun hafidzah, tapi betapa aku ingin menjadi pemudi yang senantiasa
terikat dengan masjid, terikat dengan Allah, sehingga semoga Allah menaungi
dihari akhir kelak dimana tiada naungan lain melainkan naungan itu, aamiin.
FKDF,
begitulah mereka menyebutnya, Forum Komunikasi Dakwah Fakultas akronimnya. Yang
terlintas dibenakku adalah sebuah wadah dimana ikhwah bernaung menyatukan visi dan misi dalam berjuang dan
berdakwah dijalan Allah. Tak ada keraguan dalam hatiku, maka ketika ada open
recruitment forum ini pun segera aku mendaftarkan diriku untuk (berharap)
semoga dapat bergabung di keluarga besar ini, turut berjuang bersama saling
menguatkan pundak dan merangkul, berjalan dijalan taqwa mengamalkan ammar
ma’ruf nahiy munkar, insya Allah. Aku menyadari benar betapa banyak kekurangan
dalam diriku tapi aku berharap dapat menjadi lebih baik setelah menjadi bagian
keluarga besar ini.
Kata orang, pemuda-pemudi yang bergabung di
keluarga besar ini adalah mereka ikhwan yang berjanggut serta bercelana ngatung
dan akhwat yang bergamis dan berkerudung lebar. Para ekstrimis yang kerjanya
ceramah dan ngaji saja. Akh sungguh tidak seperti itu dalam benakku, mereka
justru adalah pemuda-pemudi perindu surga (insya Allah) yang mencoba menata
dirinya dan nyunnah, merekalah para pemuda kahfi yang mencari kebenaran haqiqi
dan sungguh tergoda hatiku untuk menjadi bagian dari mereka. Semoga Allah
meridhai.
Aku
telah berkecimpung dalam Kerohanian Islam (Rohis) sejak usia 12 tahun,
Alhamdulillah nikmat mana yang aku mampu dustakan dan aku merasakan banyak
manfaat yang aku dapat dari sana. Tidak harus shalih/shalihah untuk bergabung disana, tapi jika kau ingin menjadi
shalih/shalihah maka bergabunglah!
Ummat ini butuh generasi kahfi, mereka yang memiliki semangat setinggi langit
dan kelapangan dada seluas samudera, maka aku berharap forum ini akan
mengantarkanku pada pencapaian jihadku yang lebih baik. Maka seperti kata-kata
K.H. Rahmat Abdullah: “Tetaplah dijalan
ini, bersama kafilah dakwah ini! Seberat apapun perjalanan yang harus ditempuh,
sebesar apapun pengorbanan untuk menebusnya, tetaplah disini! Jika bersama
dakwah saja kau serapuh itu, lalu sekuat apa kau jika seorang diri?!” Allahuakbar! Berjuanglah dan Allah bersama
kita!
Memutuskan
untuk bergabung menjadi bagian dari keluarga kafilah dakwah ini adalah sebuah
langkah yang harus disertai dengan komitmen untuk bersiap menerima segala
resiko dan pahit manis dari setiap rintangan dan pencapaian dalam perjuangan
dakwah ini. Luruskan niat hanya karena Allah untuk semua perjuangan ini,
bersihkan hati semoga Allah memberi kekuatan pada pundak ini, keteguhan pada
hati ini karena jalan dakwah bukanlah jalan yang mulus dipenuhi taman-taman
indah, melainkan jalan yang dipenuhi segala rintangan dan cobaan, namun segala
kesulitan bukan alasan untuk mundur dari kewajiban mulia ini. Aku berjalan
bersama dakwah dibawah naungan Allah dan yang kuharapkan hanya ridha Allah,
insya Allah. Semangat Kahfi!
Sesungguhnya Engkau
tahu
bahwa hati ini telah
berpadu,
berhimpun dalam naungan
cintamu...
bertemu dalam
keta’atan, bersatu dalam perjuangan
menegakkan syari’at
dalam kehidupan... (Nasyid Rabitah Izzatul Islam)
Wallahu’alam.
Subhanakallahumma, wabihamdika, ashadu’ala
ilahaillaanta, ashtagfirukaa wa’atubuilaih.
Jatinangor,
16 Februari 2015