Sabtu, 23 April 2016

Memaksa Tuhan

Memohonlah dengan penuh ketulusan dan
kerendahan hati. Ingat, kita hanya seorang
hamba!
Jika seandainya Tuhan (read: Allah) ternyata tidak ada, maka apakah kamu akan tetap menyembah dan beribadah kepadaNya? Sebuah pertanyaan yang sempat mengusik lamunan beberapa waktu lalu. hm... kalau seandainya Tuhan tidak ada, bagaimana mungkin ada alam dunia seisinya? bagaimana mungkin ada makhluk seperti kita ini? tak mungkin kita tetiba ada tanpa ada pencipta. Ya nggak sih?! Logis kan?! ibadah memang merugikan? Seandainya Tuhan tidak ada pun tidak rugi kita ibadah, toh dari ibadah kita dapat banyak manfaat, ketenangan batin, kepuasan hati, kebahagiaan dan kekuatan spiritual. I think that!
Ok, aku mau bahas soal doa, karena doa adalah salah satu ibadah yang sering kita lakukan. mau apa-apa doa, lagi galau doa, lagi sedih doa, dan juga doa itu ibadah yang ritualnya paling simpel! Terus, ada apa dengan doa? Ya Allah, pokoknya aku mau UTS aku A semua nilainya! Ya Allah semoga Mama dan Papah selalu sehat, ya Allah semoga aku bisa pulang, dan lalalala... Kenapa ya kita berdoa? Doa menunjukan kelemahan tau! celetuk seorang teman yang atheis, hm... Tapi pada dasarnya memang sekuat apa sih manusia? Alaminya manusia butuh tempat untuk bergantung dan berbagi. nah, Tuhan adalah entitas immortal yang bisa dijadikan tempat bergantung. Manusia itu lemah sebenarnya, coba tes deh, diambil nikmatnya pasti jadi ngeluh dan sedih, disakiti pasti jadi sakit, dihancurkan ya bisa hancur juga, bahkan manusia punya batas toleransi sakit dimana ketika melebihi itu maka manusia bisa mati, ya mati! manusia memang lemah. nah tapi darimana manusia bisa bertahan dan menjadi lebih kuat? energi itu hal yang tak bisa dimusnahkan dan itulah yang menjadikan manusia kuat. ya energi dalam arti fisik dan mental. tapi siapa sih yang menciptakan energi? siapa lagi kalau bukan Tuhan! 
jadi, doa itu adalah wujud pengakuan dan merendahkan diri dihadapan Dzat yang Maha Sempurna. harusnya sih. tapi nggak jarang banyak dari kita berdoa namun juga memaksa Tuhan, kaya gini contohnya: "Ya Allah aku mau nilai aku A semua!" lho kok doanya maksa sama ngatur Tuhan? lha lu siapa emang?! merendahlah dihadapanNya selayaknya kita memohon lagi penuh harap, karena bahkan setiap kedip mata kita dan setiap detak jantung kita ada dalam kuasa dan aturan-Nya.
Semester lalu aku pernah do'a "Ya Allah pokoknya aku mau nilai Statistika aku minimalnya B! Ya Allah C juga gapapa deh yang penting nggak ngulang!" FYI: Statistika adalah mata kuliah yang dulu aku musuhi banget, karena isinya itungan semua! aku nggak suka ngitung dan nggak suka matematika pada dasarnya, makanya aku benci Statistika! karena itu, aku males belajarnya, jadi ya... nilai kuis sama uts ga bagus. Aku mulai gusar duh jangan-jangan nanti harus ngulang! dih males baget  gitu kan harus ngulang matkul yang paling nyusahin! akhirnya doa deh sama Allah "Ya Allah pokoknya aku mau nilai Statistika aku minimalnya B! Ya Allah C juga gapapa deh yang penting nggak ngulang!" nah tadaaa... setelah UAS, nilai diymumkan dan huft, nilainya mengharuskan aku ngulang matkul Statistika semester depan. nangis kejer deh, nyalahin Allah, merasa kalo Allah udah nggak sayang sama nggak lagi peduli sama aku, buktinya Allah nggak mengabulkan doa aku.
Akhirnya semester depannya aku mengulang statistika, yup sekelas sama adik tingkat. disana aku mulai membuka hati untuk Statistika, aku mau memperbaiki cara belajarku, alhamdulillah hasilnya sangat memuaskan. Kebukti kok, kalau mau berusaha dan membuka hati, the difficult thing become easier. Nah semester ini ketemu sama banyak matkul yang ternyata butuh banget pengaplikasian statistika, pokoknya kalau nggak faham statistika ya kacau lah! nah aku kaget gitu, seakan Allah mengelus pelan dan bilang "Rina sayang, Allah suruh kamu ngulang supaya kamu lebih faham dan mau membuka hati dan fikiran untuk itu, jadi disemester selanjutnya kamu akan dapat melalui berbagai matkul yang membutuhkan pemahaman statistika dengan baik" Allah... sungguh kerdilnya aku! Allah, betapa kecilnya aku dihadapan-Mu.
Aku udah maksa Allah diawal, supaya Allah kasih nilai yang nggak usah aku ngulang, aku sudah takabur mengatur Allah, akhirnya Allah beri pelajaran yang begitu berharga dibalik ketidakterkabulan doa yang memaksa itu. Ya, alhamdulillah aku jadi lebih faham statistika dan jadi nggak statistik-fobia lagi. kan brabe kalo punya statistik-fobia, padahal mayoritas matkul di Psikologi membutuhkan apliksi dan pemahaman statistika, bahkan kalau nggak faham sama statistika nggak bisa lulus nanti, lha ngerjain skripsi sama penelitian pie toh? Aku juga kan yang rugi! coba kalo nggak ngulang, mungkin sampai sekarang aku masih nggak faham dan masih statistik-fobia. efeknya ya paling aku banyak nggak lulus matkul. naudzubillahimindzalik!
Poinnya, kita harus sadar posisi kita, tak jarang kita lupa bahwa kita hanya seorang hamba, seorang abdi, seorang makhluk yang tanpa daya! Tapi mintanya seakan kita tuan yang bisa mengatur semua sesuai kehendak kita. Ini reminder untuk aku sendiri juga yang masih sering khilaf. perlunya keikhlasan saat berdoa, kepasrahan dan pengharapan yang penuh keridhaan kepada-Nya, emang Tuhan itu kurang baik apa lagi sih? kita dikasih hidup, dikasih pelajaran, dikasih cinta, akal, nurani, badan yang lebih sering sehatnya, diberi kekuatan, rezeki, ah banyak banget! seandainya air laut jadi tinta untuk nulis segala nikmat-Nya, nggak bakal cukup juga!
jadi, memohonlah dengan penuh harap dan kerendahan hati, ingat, kita hanya seorang hamba!