Kamis, 02 Juni 2016

Pemimpin Teguh yang Meneguhkan: Thariq bin Ziyad


Thariq bin Ziyad adalah seorang  komandan pasukan islam yang mengemban misi penakhlukan Daratan Spanyol, tepatnya di Andalusia, Ia lahir sekitar tahun 50 Hijriah. Ia ahli menunggang kuda, menggunakan senjata, dan ilmu bela diri. Senin, 3 Mei  711 M, Thariq membawa 12.000 pasukannya menyeberang ke daratan Eropa dengan kapal. Sesampai di pantai wilayah Spanyol, ia mengumpulkan pasukannya di sebuah bukit karang yang sekarang dikenal dengan nama Gibraltar. Lalu ia memerintahkan pasukannya membakar semua armada kapal yang mereka miliki.
Pasukannya kaget. Mereka bertanya, “Apa maksud Anda?” “Kalau kapal-kapal itu dibakar, bagaimana nanti kita bisa pulang?” tanya yang lain. Dengan pedang terhunus dan kalimat tegas, Thariq berkata, “Kita datang ke sini bukan untuk kembali. Kita hanya memiliki dua pilihan: menaklukkan negeri ini lalu tinggal di sini atau kita semua binasa!”  Kini pasukannya paham. Mereka menyambut panggilan jihad Panglima Perang mereka itu dengan semangat berkobar.
Lalu Thariq melanjutkan briefingnya. “Wahai seluruh pasukan, kalau sudah begini ke mana lagi kalian akan lari? Di belakang kalian ada laut dan di depan kalian ada musuh. Demi Allah swt., satu-satunya milik kalian saat ini hanyalah kejujuran dan kesabaran. Hanya itu yang dapat kalian andalkan.
Musuh dengan jumlah pasukan yang besar dan persenjataan yang lengkap telah siap menyongsong kalian. Sementara senjata kalian hanyalah pedang. Kalian akan terbantu jika kalian berhasil merebut senjata dan perlengkapan musuh kalian. Karena itu, secepatnya kalian harus bisa melumpuhkan mereka. Sebab kalau tidak, kalian akan menemukan kesulitan besar. Itulah sebabnya kalian harus lebih dahulu menyerang mereka agar kekuatan mereka lumpuh. Dengan demikian semangat juang kita akan bangkit.
Untuk itu kelak kalian akan menikmati kesenangan hidup, disamping itu kalian juga memperoleh balasan pahala yang agung dari Allah swt. Hal itu karena kalian telah mau menegakkan kalimat-Nya dan membela agama-Nya. Percayalah, sesungguhnya Allah swt. adalah penolong utama kalian. Dengan demikian, negeri ini akan ada di bawah bendera Islam.”
Mendengar pasukan Thariq telah mendarat, Raja Roderick mempersiapkan 100.000 tentara dengan persenjataan lengkap. Ia memimpin langsung pasukannya itu. Dengan total pasukan Thariq hanya 12.000 orang dan semangat menggebu, akhirnya pasukan Thariq bin Ziyad berhasil memukul telak musuh, sehingga kemenangan berada ditangan pasukan Thariq bin Ziyad.
Sekilas cerita diatas adalah gambaran sosok seorang Thariq bin Ziyad, awal mula mendengar kisah ini ketika aku masih duduk dibangku menengah pertama, sungguh sebuag kisah yang unik, bagiku Thariq bin Ziyad adalah salah satu pemimpin yang eksentrik, bagaimana tidak, karena dia menyemangati pejuangnya dengan membakar perahu dan perbekalan mereka sendiri, dengan tujuan utamanya agar  para pejuang termotivasi untuk menang, ya untuk menang, itulah satu-satunya pilihan agar tidak mati ditangan musuh atau mati sia-sia menyeburkan diri ke laut sebagai pengecut.

Tentu hal utama yang harus dimiliki seorang pemimpin adalah keteguhan hati untuk meneguhkan dan menginspirasi bawahan agar mau bahu membahu memaksimalkan potensi untuk mencapai tujuan bersama, dan hal itulah yang ada sempurna dalam diri Thariq bin Ziyad, beliau berhasil membangkitkan semangat pasukannya yang hanya berjumlah 12.000 orang hingga mereka berhasil menakhlukan musuh yang jumlahnya 100.000 orang. Keteguhan jiwa yang mampu meneguhkan dua belas ribu jiwa lainnya untuk melawan musuh, ya itulah Thariq bin Ziyad, seorang pemimpin yang teguh dalam jalan perjuangannya.