Selasa, 17 Februari 2015

Aku dan FKDF


Aku dan FKDF
Oleh : Rina Parliya (190110140076)
 Fakultas Psikologi Unpad
Bissmillahirrahmanirrahim, Bissmillahitawakaltu...
‘Terdampar’ di kampus idaman ini selama seratus delapan puluh hari membuatku merasakan banyak rasa manis, asam, pahit dan asinnya kehidupan baru. Betapa tidak, hidup jauh dari handai taulan, terpisahkan jarak beratus kilo meter dengan Ummi dan Abi membuatku harus mandiri, menjadi gadis manis Ummi yang berjuang menggapai ridha Allah (insya Allah) serta menunaikan kewajiban seorang muslim, yaitu menuntut ilmu dan mencoba menjadi muslim yang bermanfaat bagi sesama muslim lainnya. Hanya untaian doa yang menjadi pengikat cinta yang terpisah jarak dan waktu.
Siang yang terik, mentari menjilati bumi Jatinangor dengan perkasanya, debu jalanan menari bersama udara, itulah saat dimana pertama kali Allah mengizinkanku menginjakan kaki di kampus ini. Bale Aweuhan menyambutku dengan gagahnya, diatas lantainya yang dingin aku pijakan kakiku dan kupijakan pula kuat-kuat niatanku untuk berzuhud dijalan ini. Ya, jalan ini, jalan dakwah, jalan perjuanganku, ladang jihadku, ladang amalku, ladang garapanku untuk menanam berbagai pohon ilmu yang ingin panen buah manfaatnya.
Berawal dari masjid inilah aku berniat untuk beristiqamah dijalan dakwah. Ya, aku memang bukan seorang da’i, bukan pula seorang murabbiyah, bukan pula mas’ulah ataupun hafidzah, tapi betapa aku ingin menjadi pemudi yang senantiasa terikat dengan masjid, terikat dengan Allah, sehingga semoga Allah menaungi dihari akhir kelak dimana tiada naungan lain melainkan naungan itu, aamiin.
FKDF, begitulah mereka menyebutnya, Forum Komunikasi Dakwah Fakultas akronimnya. Yang terlintas dibenakku adalah sebuah wadah dimana ikhwah bernaung menyatukan visi dan misi dalam berjuang dan berdakwah dijalan Allah. Tak ada keraguan dalam hatiku, maka ketika ada open recruitment forum ini pun segera aku mendaftarkan diriku untuk (berharap) semoga dapat bergabung di keluarga besar ini, turut berjuang bersama saling menguatkan pundak dan merangkul, berjalan dijalan taqwa mengamalkan ammar ma’ruf nahiy munkar, insya Allah. Aku menyadari benar betapa banyak kekurangan dalam diriku tapi aku berharap dapat menjadi lebih baik setelah menjadi bagian keluarga besar ini.
 Kata orang, pemuda-pemudi yang bergabung di keluarga besar ini adalah mereka ikhwan yang berjanggut serta bercelana ngatung dan akhwat yang bergamis dan berkerudung lebar. Para ekstrimis yang kerjanya ceramah dan ngaji saja. Akh sungguh tidak seperti itu dalam benakku, mereka justru adalah pemuda-pemudi perindu surga (insya Allah) yang mencoba menata dirinya dan nyunnah, merekalah para pemuda kahfi yang mencari kebenaran haqiqi dan sungguh tergoda hatiku untuk menjadi bagian dari mereka. Semoga Allah meridhai.
Aku telah berkecimpung dalam Kerohanian Islam (Rohis) sejak usia 12 tahun, Alhamdulillah nikmat mana yang aku mampu dustakan dan aku merasakan banyak manfaat yang aku dapat dari sana. Tidak harus shalih/shalihah untuk bergabung disana, tapi jika kau ingin menjadi shalih/shalihah maka bergabunglah! Ummat ini butuh generasi kahfi, mereka yang memiliki semangat setinggi langit dan kelapangan dada seluas samudera, maka aku berharap forum ini akan mengantarkanku pada pencapaian jihadku yang lebih baik. Maka seperti kata-kata K.H. Rahmat Abdullah: “Tetaplah dijalan ini, bersama kafilah dakwah ini! Seberat apapun perjalanan yang harus ditempuh, sebesar apapun pengorbanan untuk menebusnya, tetaplah disini! Jika bersama dakwah saja kau serapuh itu, lalu sekuat apa kau jika seorang diri?!”  Allahuakbar! Berjuanglah dan Allah bersama kita!
Memutuskan untuk bergabung menjadi bagian dari keluarga kafilah dakwah ini adalah sebuah langkah yang harus disertai dengan komitmen untuk bersiap menerima segala resiko dan pahit manis dari setiap rintangan dan pencapaian dalam perjuangan dakwah ini. Luruskan niat hanya karena Allah untuk semua perjuangan ini, bersihkan hati semoga Allah memberi kekuatan pada pundak ini, keteguhan pada hati ini karena jalan dakwah bukanlah jalan yang mulus dipenuhi taman-taman indah, melainkan jalan yang dipenuhi segala rintangan dan cobaan, namun segala kesulitan bukan alasan untuk mundur dari kewajiban mulia ini. Aku berjalan bersama dakwah dibawah naungan Allah dan yang kuharapkan hanya ridha Allah, insya Allah. Semangat Kahfi!
Sesungguhnya Engkau tahu
bahwa hati ini telah berpadu,
berhimpun dalam naungan cintamu...
bertemu dalam keta’atan, bersatu dalam perjuangan
menegakkan syari’at dalam kehidupan... (Nasyid Rabitah Izzatul Islam)
Wallahu’alam.
Subhanakallahumma, wabihamdika, ashadu’ala ilahaillaanta, ashtagfirukaa wa’atubuilaih.


Jatinangor, 16 Februari 2015