Rabu, 21 Januari 2015

Membenci Yang Tak Tahu Diri

Pagi Nan Hampa
Oleh : Rina Parliya

Terbangun sendiri, hampa menghampiri
Meratapi pagi, kabut enggan pergi,
Mungkin mengajarkanku menyembuhkan luka ini
Bening embun, tak mampu tandingi kilau air mata
Mentari tertawa, tahu dijiwa ini sebongkah duka menganga
Insan yang dikhianati mimpinya
             Dan diledek kenyataan, tewas ditepi langit jingga
Nanti rembulan akan semerah saga
Murka ditinggal sang pemuja
Lalu aku akan berteriak "Siapa kau?! Lancang menyabit!"
Angin akan mengantarkan suara tangisku menuju langit
Mengetuk pintu Arsy dimana Tuhan berdiri
Atau hujan akan membawa gemanya pergi
Adakah yang lebih nyata dari kepahitan ini?!
Sungguh pada siapa kini harus kubagi, selain padaMu?



Banjar, 21 Jan 2015

0 komentar:

Posting Komentar